"Saya terus terang. Saya datang ke sini mau tanya penyebab harga saham turun terus (BRMS). Apa karena utang yang membengkak, atau ada penyebab lain," ujar salah satu investor dengan nada tinggi yang tidak mau disebutkan namanya, pada saat public expose perseroan di Epicentrum Walk, Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Mendengar nada tinggi dari salah satu investor, Investor Relations BRMS Herwin W Hidayat angkat bicara. Menurutnya, perseroan memang sedang berbalik ke arah positif, dari posisi sebelumnya sangat menderita.
"Memang di 2014, Newmont almost zero production. Karena enggak dikasih ekspor lisensi. Tapi sekarang beda, pemerintah sudah kasih lisensi ekspor, jadi mereka bisa ekspor," ungkapnya.
Saham yang menyentuh angka tersebut karena posisi keuangan dan fundamental perusahaan yang tidak baik. Pada saat ini, perseroan memiliki dua pinjaman sebanyak USD400 juta dan USD350 juta.
"Pinjaman ini berbentuk project financing di tambang Newmont Nusa Tenggara yang hanya dibayarkan sebelum ada dividen atau keuntungan," jelasnya.
Pada saat ini, lanjut dia, kinerja perseroan sudah membaik. Langkah kinerja yang membaik, seharusnya dibantu oleh investor, agar kinerja perseroan terus berkembang ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News