Presiden Direktur BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan, langkah IPO dilakukan guna menahan posisi rasio kecukupan modal (CAR) yang tiap tahunnya minimal tergerus 2-2,5 persen. Posisi CAR perseroan saat ini mencapai 15,8 persen.
"Paling cepat kita butuh tahun depan sekitar 2016 atau 2017. Kalau tidak dapat tambahan modal, kita go public, pertumbuhan bank syariah yang cukup meningkat bakal menggerus CAR kita terus menerus. Ini saja tiap tahunnya sudah tergerus," kata Dinno, ketika ditemui dalam acara due diligence dan public expose penerbitan sukuk Mudharabah BNI Syariah I tahun 2015 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Dia menguraikan, perseroan memang pernah disuntik dana oleh induk usaha sebesar Rp500 miliar. Tapi, pada saat itu posisi CAR perseroan berada di level 18,5 persen. "Posisi CAR kita 15,8 persen dengan pertumbuhan bisnis tahun kemarin di posisi 35 persen," tutur dia.
Adapun posisi CAR dalam rencana bisnis bank (RBB) di tahun ini mencapai 15 persen, dengan posisi pertumbuhan bisnis di level 25 persen. "Untuk 25 persen pertumbuhan itu secara konservatif. bahkan juga untuk posisi CAR. Tapi, kita inginkan ada tambahan modal lah, agar tidak tergerus terus posisi CAR kita," tandas Dinno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News