"Pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan perseroan telah menyetujui pembagian dividen USD4,05 juta atau setara dengan USD0,0021 per saham," kata Direktur Utama Medco Lukman Mahfoedz ketika ditemui usai RUPS tahunan perseroan di gedung Energy Building, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Lukman menjelaskan, sisa laba bersih perseroan akan ditahan, guna menjalankan ekspansi bisnis untuk kedepannya. Sedangkan pembagian dividen akan diberikan pada 22 Mei 2015.
"Sisa laba untuk modal kita, kita tahan untuk kembangkan bisnis," tukas dia.
Sebagai informasi, Medco energy meraih laba bersih sebesar USD10,1 juta di 2014, atau turun 19,8 persen dari posisi USD12,6 juta di akhir 2013.
"Turunnya laba bersih tersebut seiring merosotnya penjualan minyak dan gas perseroan di 2014 yang sebesar USD701 juta atau turun 15,2 persen dari posisi sebesar USD827 juta. Produksi minyak menurun dan harga minyak yang lebih rendah menjadi alasan utama merosotnya laba dan penjualan perseroan," ungkap Lukman.
Menurut dia, penurunan produksi minyak perseroan juga disebabkan oleh dikembalikannya Blok Sembakung ke PT Pertamina pada Desember 2013 silam. Jumlah produksi minyak dan gas bumi Medco Energi Internasional pada 2014 mencapai 56.000 barel setara minyak per hari (BOEPD), atau turun dari 62.000 BOEPD pada tahun sebelumnya.
Adapun untuk realisasi harga minyak mentah pada 2014, perseroan mencatat harga rata-rata realisasi sebesar USD97,83 per barel atau 9,6 persen lebih rendah dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Strategi efisiensi proses bisnis yang dilakukan perseroan sejak 2013 dan 2014 ikut membantu kinerja keuangan perseroan, terutama dalam menghadapi tantangan penurunan harga minyak mentah dan laju penurunan alamiah produksi minyak.
Perseroan berhasil menurunkan beban penjualan, umum, dan administrasi di 2014 menjadi USD110 juta, turun 5,8 persen dari posisi USD117 juta di 2013. Biaya kantor pusat juga ditekan 25 persen lebih rendah ketimbang tahun 2013.
"Kami juga berhasil menekan beban pendanaan dari USD77 juta menjadi USD71 juta di 2014," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News