Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat menyebut kombinasi keduanya berpotensi menghasilkan pendapatan yang terus berkembang.
"Kalau IPTV dapat entah berapa persen saja, misalnya Rp 10 ribu per sambungan, itu kali 70 juta pelanggan PLN sudah Rp700 miliar. Kalau misalnya Rp 100 ribu itu sudah Rp7 triliun," kata Teguh, Senin 16 September 2019.
Menurutnya, IPTV sebagai penyedia jasa layanan televisi dengan jaringan Internet akan meraup bottom line yang jauh lebih besar dari kerja samanya dengan ICON+ tersebut.
Sebab, kata Teguh, infrastruktur listriknya sudah terbangun dengan jumlah 71,1 juta pelanggan yang berpotensi menggunakan layanan Internet.
"Kalau bicara potensi tidak terbatas dan 70 juta sambungan itu akan bertambah terus. Karena PLN kan tidak berhenti buat listrik sambungan, dari desa ke desa dan seterusnya," tuturnya.
Menurut Teguh, pada tahap awal target 10 juta sambungan internet sudah cukup bagus untuk beberapa tahun ke depan. Kerja sama ini patut dicoba untuk kota-kota besar terlebih dulu. Jika berhasil, dapat dilanjutkan ke daerah-daerah.
"Jadi, bicara potensi tidak terbatas, tidak hanya di angka 70 juta sambungan itu, tapi bisa lebih. Tahun depan, bisa 80 juta, tahun depannya lagi 90 juta sambungan dan seterusnya. Karena PLN juga setiap tahun membuat sambungan listrik baru untuk pelanggan baru dan seterusnya," ungkap Teguh.
Teguh menyebut hingga saat ini akses Internet belum bisa sepenuhnya dirasakan penduduk Indonesia. Di beberapa kota besar misalnya, tersedia jaringan listrik dan sinyal yang merata, namun di daerah hanya tersedia aliran listrik dengan kualitas sinyal yang belum mumpuni.
"Jadi, potensinya terbuka lebar. Penduduk di daerah, desa, pedalaman yang selama ini belum tersentuh internet, tapi sudah punya jaringan listrik, bisa tersentuh internet dari layanan ini," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News