Nantinya, AirAsia melepas saham IAA untuk ditukar menjadi saham baru pada CMPP. Itu berlaku pula pada mitra AirAsia di Indonesia, PT Fersindo Nusaperkasa (FN) yang mengapit 51 persen saham IAA, yang kelak bakal memiliki saham di CMPP.
Dengan begitu, AirAsia secara langsung akan menjadi perusahaan publik yang tercatat di pasar modal. IAA bahkan menjadi pemegang saham mayoritas di CMPP dengan porsi total saham sebesar 97,96 persen.
"Kami sudah setuju pada RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa), 76 persen untuk membeli perpetual securities IAA, dengan memakai skema inbreng," ujar Komisaris Utama CMPP Donny P Pranoto seusai RUPSLB di Jakarta, Rabu 18 Oktober 2017.
Baca: AirAsia Pilih Backdoor Listing Usai Batal IPO
Sebelum rencana transaksi itu, jelas dia, saham CMPP dimiliki PT Rimau Multi Investama (RMI) dengan porsi kepemilikan 76,24 persen dan publik (23,76 persen). Perseroan juga memiliki entitas anak yaitu PT Multi Mekar Lestari dan PT Rimau Shipping.
Di satu sisi, PT IAA terafiliasi dengan perusahaan asal Malaysia, AirAsia Berhad (AAB). Saham IAA dimiliki PT FN dengan porsi kepemilikan 51 persen dan AirAsia Invesment Ltd (AIL) dengan porsi 49 persen.
Donny menjelaskan skema IAA masuk pasar modal Indonesia yakni CMPP menerbitkan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dulu (MHMETD) atau right issue sebanyak-banyaknya 13,64 miliar saham baru. Kemudian IAA akan bertindak sebagai pembeli siaga saham baru yang diterbitkan CMPP melalui FN dan AIL.
Baca: Air Asia IPO pada Akhir 2017
Setelah transaksi, struktur kepemilikan saham CMPP yakni FN sebesar 49,96 persen, AIL 48,00 persen, RMI sebesar 1,55 persen, dan publik 0,48 persen. Itu artinya, IAA melalui FN dan AIL akan mengakuisisi mayoritas saham CMPP dengan porsi 97,96 persen dari total saham CMPP. Adapun untuk prosesnya ditargetkan rampung pada November 2017.
"Kami melihat perspektif bisnis bahwa prospek penerbangan baik untuk perusahaan kami. AirAsia masuk. Ketika itu pula, kami divestasi anak usaha kami pada bidang trading company dan pelayaran sehingga kini kami fokus pada industri penerbangan berjadwal komersial, meski secara tujuan usaha tetap di bidang transportasi," pungkas Donny. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News