"Setelah mencetak kinerja keseluruhan yang baik pada 2017, Grup Astra diharapkan dapat terus diuntungkan dari membaiknya kondisi ekonomi serta stabilnya harga komoditas, meskipun persaingan di pasar mobil akan terus meningkat," ujar Presiden Direktur Prijono Sugiarto, dalam siaran persnya, Rabu, 28 Februari 2018.
Peningkatan laba tersebut merupakan dampak positif dari pendapatan perusahaan yang mencapai Rp206 triliun yang terpantau naik 14 persen dari porsi Rp181,08 triliun per Desember 2016.
Sementara itu posisi kas bersih di luar grup jasa keuangan Astra mencapai Rp2,7 triliun pada akhir 2017. Jumlah itu turun dibandingkan nilai kas Rp6,2 triliun di 2016.
"Penurunan nilai kas bersih tersebut disebabkan oleh investasi baru yang dilakukan sepanjang tahun pada jalan tol, properti serta pembangkit tenaga listrik," papar dia.
Sejalan dengan hal itu, dia mengaku utang bersih di Astra International mencapai Rp9,2 triliun pada akhir 2017, naik dibandingkan sebesar Rp7,1 triliun di akhir 2016. Jika dilihat dari lini bisnis usaha perusahaan, laba bersih di sektor otomotif turun tiga persen dari Rp8,8 triliun menjadi Rp9,1 triliun.
Sektor jasa keuangan mencapai Rp3,8 triliun. Naiknya sektor keuangan disinyalir sebagai dampak kembalinya profitabilitas dari Bank Permata serta kenaikan kontribusi PT Astra Sedaya Finance (ASF), PT Federal International Finance (FIF) dan PT Asuransi Astra Buana (AAB).
Sedangkan untuk alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi naik 47 persen menjadi Rp4,4 triliun. Sektor agribisnis naik tipis ke Rp1,6 triliun. Sedangkan sektor infrastruktur dan logistik menjadi rugi Rp231 miliar.
"Sektor teknologi informasi naik tipis menjadi Rp198 miliar. Untuk laba bersih sektor properti naik 25 persen menjadi Rp223 miliar," tukas Prijono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id