Ilustrasi. FOTO: MI/ADAM DWI
Ilustrasi. FOTO: MI/ADAM DWI

IHSG Pagi 'Hanyut' ke Area Negatif

Angga Bratadharma • 26 Februari 2020 09:11
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu pagi terlihat berada di zona merah. Minimnya sentimen positif yang datang dari dalam negeri, diperparah dengan adanya katalis negatif dari eksternal yakni meningkatnya ketakutan virus korona membuat IHSG hanyut di area pelemahan.
 
IHSG Rabu, 26 Februari 2020, perdagangan pagi dibuka tertekan sebanyak 19,91 poin atau setara 0,3 persen ke level 5.787. Sedangkan LQ45 terpantau menguat sebanyak 0,16 poin atau setara 0,0 persen ke posisi 941 dan JII turun sebanyak 5,14 poin atau setara 0,8 persen ke posisi 609.
 
Pagi ini seluruh sektor bergerak bervariasi. Sektor perkebunan menguat sebanyak 3,52 poin. Sedangkan sektor manufaktur tertekan sebanyak 12,34 poin, sektor konsumer melemah sebanyak 10,60 poin, sektor pertambangan turun 6,09 poin, dan sektor infrastruktur minus 2,75 poin.

Di sisi lain, Wall Street kembali dilanda aksi jual dengan indeks Dow dan S&P 500 anjlok sekitar tiga persen pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Kondisi itu penurunan hari keempat berturut-turut karena virus korona menyebar lebih jauh ke seluruh dunia dan investor melepas aset berisiko saat mereka berjuang mengukur dampak ekonominya.
 
Kedua indeks utama mencatat penurunan persentase empat hari terbesar sejak aksi jual besar-besaran pada Desember 2018, sedangkan imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10-tahun mencapai rekor terendahnya. Indeks S&P 500 kehilangan USD2,138 triliun kapitalisasi pasar selama empat sesi terakhir, menurut analis S&P Dow Jones Indices Howard Silverblatt.
 
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 879,44 poin atau 3,15 persen menjadi 27.081,36 poin. Indeks S&P 500 turun 97,68 poin atau 3,03 persen menjadi 3.128,21 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup berkurang 255,67 poin atau 2,77 persen, menjadi 8.965,61 poin.
 
Kekhawatiran pandemi meningkat setelah virus korona menyebar ke Spanyol dan puluhan negara, mulai dari Korea Selatan hingga Italia, mempercepat tindakan darurat, sementara jumlah kematian virus Iran naik menjadi 16, tertinggi di luar Tiongkok.
 
Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan warga Amerika harus bersiap untuk kemungkinan penyebaran virus di masyarakat. "Pasar menyadari bahwa meskipun laju infeksi tampak seperti melambat, masih menyebar secara global," kata Manajer Strategi Pedagan TD Ameritrade Shawn Cruz, di Jersey City, New Jersey.
 
Indeks Nasdaq mengakhiri sesi 8,7 persen di bawah rekor penutupan tertinggi, yang dicapai Rabu lalu, sementara Indeks S&P berakhir 7,6 persen di bawah rekor penutupan yang dicapai pada hari yang sama. Total 314 dari 500 saham acuan berada di wilayah koreksi, secara tradisional dipandang sebagai penurunan 10 persen dari tertinggi mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan