Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan menyatakan, saat ini aturan relaksasi transaksi margin sedang dikaji. Setelah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka akan segera difinalisasi sehingga di Juni sudah bisa diterapkan.
"Ya kita harapkan, ini sudah Maret, paling tidak ya semester ini. Sebelum Juni sudah bisa diterapkan. Karena itu sudah menjadi peraturan di bursa. Tapi kita memang perlu koordinasi aturan itu dengan OJK," kata Nicky kepada Metrotvnews.com, di Kantor Bursa Efek Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Mengikuti aturan tersebut, BEI pun masih menaruh target yang sama untuk rata-rata nilai transaksi harian periode tahun ini yakni sebesar Rp7 triliun.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Haassarbaini mengungkapkan untuk mencapai target tersebut bursa sedang membahas revisi beberapa kebijakan yang salah satunya terkait dengan relaksasi margin.
"Nantinya kita akan relaksasi. Artinya sahamnya kita perbanyak menjadi mungkin sekitar 150 saham. Kemudian jadi untuk broker-broker yang punya modal yang lebih kuat, mereka boleh transaksikan margin dengan saham yang lebih banyak. Jadi pilihan sahamnya lebih banyak. Itu diharapkan dapat meningkatkan transaksi," jelas Hamdi.
Selain itu, lanjut Hamdi, strategi berikutnya adalah dengan memperkuat permodalan pada anggota bursa dengan cara memberikan fasilitas margin yang lebih besar. Cara itu dinilai dapat mendorong permodalan anggota bursa.
"Kemudian kita juga ingin memperkuat permodalan di anggota bursanya, kita dorong anggota bursanya untuk memperkuat permodalan mereka. Kalau modalnya kuat, mereka bisa berikan fasilitas margin yang lebih besar tadi," tutup Hamdi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News