Saat ini, induk grup media Bakrie tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menyusutkan besaran utang yang mencapai USD230 juta dari konsorsium Credit Suissse.
Presiden Direktur VIVA, Anindya Novyan Bakrie, mengatakan perseroan telah mendapat pinjaman dari konsorsium Credit Suisse. Perseroan pun setidaknya sudah membayar sebesar USD100 juta, baik bunga maupun pokok pinjaman utang.
"Awal tahun depan kita pikir refinancing atau kurangi utang perlu dilakukan. Kelihatannya cukup baik momennya. Apalagi itu utang dalam USD sedangkan kita pendapatan dalam rupiah. Jadi dengan refinancing dan kurangi tekanan utang USD ada semacam natural hedge," jelas Anindya, usai RUPSLB di Hotel Mandarin, Jakarta, Jumat, 2 September.
Selain melepas 15 persen kepemilikan saham di MDIA, dalam rapat juga menyetujui refinancing dengan pinjaman yang berdenominasi rupiah. "Divestasi 15 persen di MDIA itu akan kurangi kepemilikan kita dari 90 persen jadi 75 persen. Tapi bisa juga setengahnya, tergantung yang kita dapatkan nanti," ungkap Anindya.
Besaran harga saham divestasi, sebut Anindya, akan berdasarkan aturan yang berlaku, dari harga rata-rata selama 90 hari sejak rencana aksi korporasi diumumkan. Sebagaimana diketahui, saham MDIA berada di level Rp2.900 per saham hingga penutupan perdagangan saham di hari ini.
Adapun rencana refinancing, lanjut Anindya, saat ini perseroan sedang mencari sumber pinjaman, khususnya perbankan nasional yang mampu memberikan pinjaman dalam tenor panjang. "Tapi yang seperti kita tahu, biasanya yang kasih tenor panjang itu milik bank asing," papar Anindya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
             Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id