Perseroan pun berupaya meningkatkan kualitas asetnya untuk mengimbangi penurunan laba bersih setelah pajak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015.
"Kami tetap optimis namun berhati-hati pada 2016, khususnya mengingat kondisi lingkungan saat ini, dengan memfokuskan upaya kami pada peningkatan kualitas aset, memperkuat permodalan dan pertumbuhan aset secara selektif," kata Direktur Utama Bank Permata Roy Arfand, dalam siaran persnya, Jumat (19/2/2016).
Bank Permata, menurut Roy, mencari peluang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dengan mengelola efisiensi operasional serta mengembangkan kemampuan transaction banking.
Sepanjang 2015, PermataBank mencatat kenaikan kuat laba operasional sebelum pencadangan sebesar 32 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp3,88 triliun dari Rp 2,94 triliun pada periode yang sama di 2014. Laba bersih setelah pajak perseroan mengalami penurunan sebesar 84 persen (yoy) menjadi Rp247 miliar, didorong oleh peningkatan yang signifikan dalam Biaya Provisi.
Dia menambahkan, kondisi ekonomi makro yang penuh tantangan turut berdampak pada kualitas aset bank. Rasio NPL Gross dan Net masing-masing naik dari 1,70 persen dan 0,63 persen pada tahun 2014 menjadi 2,74 persen dan 1,40 persen pada 2015, didorong oleh penurunan kredit dalam kredit komersial di berbagai sektor industri.
Mengingat penurunan berkelanjutan pada kondisi ekonomi makro, bank mengalami tekanan portofolio yang signifikan terutama dalam semester kedua 2015. Beban pencadangan (provision expense) naik 212 persen (yoy) menjadi Rp3,68 triliun, yang timbul terutama dari segmen korporasi middle market dan UKM dari berbagai sektor industri.
Total aset per 31 Desember 2015 turun satu persen yoy menjadi Rp183 triliun, terutama didorong oleh penurunan Kredit sebesar tiga persen (yoy) menjadi Rp128 triliun pada 2015. Penurunan ini terjadi terutama dalam segmen UKM dan pinjaman dalam mata uang asing, karena perseroan secara proaktif berusaha untuk mengurangi eksposur ke sektor-sektor industri yang terkena dampak perlambatan ekonomi secara umum.
Likuiditas tetap terjaga sehat dan PermataBank mengelola Dana Pihak Ketiga sejalan dengan aset sehingga berdampak pada LDR yang stabil di 88 persen. PermataBank mengurangi biaya pendanaan dengan meningkatkan porsi giro dan tabungan (CASA) sebesar delapan persen (yoy) dan mengurangi pertumbuhan deposito sebanyak tujuh persen (yoy). Oleh karena itu, rasio CASA meningkat menjadi 38 persen pada 2015 dibandingkan dengan 35 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
PermataBank tetap memiliki permodalan yang kuat. Bank mengakhiri 2015 dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 15,0 persen, naik 142 bps dari 13,6 persen pada 2014. Bank melakukan penilaian kembali atas aset lahan dan bangunan dalam kuartal IV-2015. Ekuitas tumbuh 10 persen (yoy) menjadi Rp18,8 triliun pada akhir Desember 2015.
"Sebagai upaya untuk memperkuat lebih jauh tingkat permodalan guna mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan serta ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan terbaru Basel 3, kami berencana untuk melakukan rights issue senilai hingga Rp5,5 triliun pada semester ini dengan dukungan dari kedua pemegang saham utamanya," pungkas Roy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id