Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta mengatakan naiknya pendapatan juga berimbas pada naiknya jumlah penghasilan komprehensif perusahaan. Ia menyebut pada semester pertama 2016 penghasilan Gudang Garam meningkat 19,2 persen menjadi Rp2,9 triliun, dibanding dengan periode yang sama di 2015 yang hanya Rp2,4 triliun.
"Untuk volume penjualan sigaret kretek tangan (SKT) juga meningkat sebesar 1,9 persen menjadi 4,2 miliar batang," kata Istata kepada wartawan, di acara "Investor Summit dan Capital Market Expo" Surabaya, sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (20/8/2016).
Namun demikian, kenaikan pendapatan dan penghasilan tidak diimbangi volume penjualan sigaret kretek mesin (SKM) full flavour yang turun sebesar 2,4 persen menjadi 28,9 miliar batang.
Sedangkan untuk volume penjualan kategori SKM rendah tar dan nikotin (SKM LTN) juga turun sebesar 1,6 persen menjadi 4,6 miliar batang. Istata mengatakan turunnya penjualan SKM dikarenakan faktor cuaca yang tidak kondusif dalam beberapa bulan terakhir, dengan keseluruhan penurunan produk sekitar dua persen dibanding 2015.
"Meski turun dua persen, tapi kami optimistis dan realistis menunggu ada perubahan pada industri rokok," katanya.
Istata mengaku tidak memungkiri jika kondisi industri rokok mulai menurun dan berdasarkan data pasar industri rokok mengalami penurunan 0,5 persen atau 142 miliar batang.
"Salah satu faktornya adalah kondisi cuaca yang tidak menentu. Kami berharap cuaca tahun ini tidak seburuk tahun lalu. Dan untuk produksi tembakau masih mencukupi," tambah dia.
Sebab, kata Istata, sekitar 90 persen tembakau Gudang Garam mengambil dari daerah lokal, dan hanya 10 persennya tembakau impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id