Menurut Direktur Utama BEI Tito Sulistio, level BI rate di angka 7,5 persen tidak ideal dengan laju inflasi Januari-Agustus 2015 yang sebesar 2,29 persen. Bahkan, juga tidak ideal dibandingkan inflasi inflasi tahunan (year-on-year/yoy) yang sudah sudah mencapai level 7,18 persen.
"BI rate diturunkan minimal 0,5 persen agar baik bagi perkembangan pasar modal. BI rate turun juga tidak akan ganggu rupiah. BI Rate turun akan dorong pertumbuhan ekonomi," jelas Tito, ketika ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Senin (28/9/2015).
Ia menilai, penurunan BI rate akan berbuah manis bagi pertumbuhan bisnis di sektor riil. Sebab, penurunan BI rate memperbaiki kinerja emiten yang secara tidak langsung bersentuhan dengan sektor riil. Bahkan, dampaknya jumlah investor pun mengalami peningkatan.
Tito mengklaim, BI rate yang diturunkan tidak akan memicu adanya penarikan secara besar-besaran terhadap instrumen deposito di perbankan. Sebab, pertumbuhan ekonomi yang tengah melambat sudah banyak berpengaruh bagi deposito.
"Laju inflasi (yoy) saya kira 4,7 persen, selisih ke BI rate masih lebar, apalagi harga BBM diturunkan, ideal selisihnya dua persen. BI turunkan BI rate 50 bps agar investasi pasar modal bisa lebih bergairah," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id