Aksi korporasi tersebut antara lain mengakuisisi PT PP Dirganeka, pemisahan (spin off) divisi properti menjadi PT PP Properti, serta akuisisi perusahaan peralatan berat milik Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan (PT Prima Jasa Aldodua).
"Kemudian membuka divisi operasi baru (DVO 4), dan pendirian pabrik pracetak baru di Sadang, Jawa Barat," kata Direktur Utama PTPP, Bambang Triwibowo, dalam siaran persnya, Kamis (30/10/2014).
Aksi korporasi lain yang akan dilakukan perseroan, antara lain IPO PT PP Properti pada awal 2015, pendirian pabrik pracetak berikutnya di Lampung, penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II, dll. Selain itu, perseroan melalui anak usahanya, PT PP Properti akan mengembangkan proyek Grand Kamala Lagoon tahap II di Kalimalang proyek Grand Sungkono Lagoon tahap II di Surabaya, apartemen Ayoma di Serpong, landed house Payon Amartha di Semarang dan pengembangan bisnis properti ke Australia.
Di samping itu, perseroan juga mengembangkan lahan sendiri, PT PP Properti juga bersinergi dengan BUMN Pertamina membangun apartemen dilahan seluas 4,1 hektare (ha) yang berlokasi di Tanjung Duren Jakarta.
"Sinergi dengan PTPN IX membangun mix used property dilahan seluas 18 ha di Solo dan sinergi dengan BPJS (PT Jamsostek) membangun gedung perkantoran dilahan seluas 5.000 m2 di Kuningan Jakarta," ungkap Bintang.
Pada 2015, perseroan memperkirakan pertumbuhan perolehan proyek baru sekitar 25 persen, serta pertumbuhan revenue, dan laba bersih sekitar 35 persen.
Sebagai perusahaan terbuka, PTPP di samping masuk dalam induk KOMPAS 100 saat ini juga masuk ke dalam indeks saham LQ45. Indeks saham LQ45 terdiri dari 45 saham perusahaan yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria yang sudah ditentukan dan di-review setiap enam bulan sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id