Ilustrasi. (FOTO: ANTARA)
Ilustrasi. (FOTO: ANTARA)

6 Bulan, PT Timah Bukukan Pendapatan Rp4,3 Triliun

Dian Ihsan Siregar • 31 Agustus 2017 20:25
medcom.id, Jakarta: Perusahaan pelat merah di sektor tambang, PT Timah Tbk (TINS) mencetak pendapatan sebesar Rp4,3 triliun di Juni 2017, atau naik 53,83 persen dari porsi sebesar Rp2,8 triliun di semester I-2016.
 
Pendapatan yang meningkat memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kinerja laba perseroan menjadi Rp150,65 miliar. Angka itu mengalami peningkatan lima kali lipat, bila dibanding rugi yang ditanggung sebesar Rp32,88 miliar di periode enam bulan pertama di 2016.
 
"Kenaikan laba kita, karena didongkrak dari peningkatan produksi logam timah sebesar 56,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 14.905 Mton, dari posisi 9.520 Mton. Biji timah juga naik jadi 16.078 ton, atau tumbuh 76,52 persen dari posisi 9.108 ton," ujar Direktur Keuangan Timah Emil Ermindra, dalam keterangannya yang diterima media, Kamis 31 Agustus 2017.

Adapun posisi ‎beban pokok pendapatan perseroan tumbuh 46,42 persen, dari posisi Rp2,51 triliun di Juni 2016 menjadi Rp3,67 triliun di kuartal II-2017. "P‎erforma yang baik pada semester I?2017 menempatkan Timah sebagai salah satu emiten tambang dengan prospek menarik pada tahun 2017 ini," kata dia.
 
Kinerja bisnis perseroan yang tampil ciami selama enam bulan juga dibantuoleh penjualan logam timah yang tercatat 14.404 Mton atau naik 23,30 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar 11.682 Mton.
 
Menurut Emil, kinerja PT‎ Timah melesat berkat strategi operasi yang baik, yaitu diantaranya, penemuan sumber daya dan cadangan baru, baik itu di wilayah darat maupun laut, memperbaiki sistem manajemen kemitraan, dan penambahan armada Kapal Isap Produksi (KIP) untuk penambangan laut.
 
Tak hanya itu, perusahaan juga melakukan inovasi pada smelter untuk meningkatkan produktifitas, dan tentunya, serta meningkatkan kapabilitas operasi dan produksi penambangan secara umum.
 
Dari sisi lain, Emil mengaku, sampai dengan akhir semester pertama 2017 sudah terserap belanja modal sebesar Rp675 miliar. Rekondisi dan replacement menyerap porsi paling besar yaitu 47,79 persen atau Rp323 miliar, pembesaran kapasitas menyerap 41,28 persem atau Rp279 miliar, dan sarana pendukung menyerap 7,63 persen atau Rp52 miliar.
 
Selain bisnis tin ingot yang dijual melalui ICDX, sambung dia, perseroan terus memacu produksi segmen hilirnya yaitu tin chemical serta tin solder. Pada semester pertama 2017 tin chemical berhasil terjual 2.124 ton atau meningkat 149 persen, sedangkan tin solder terjual 386 ton atau meningkat 27,81 persen‎. Untuk komoditas utama yaitu tin ingot, meyakini bahwa target produksi sebesar 32K-35K akan tercapai sesuai RKAP Perseroan, tentunya setelah melihat pencapaian pada semester pertama 2017.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan