Dalam hal ini, Wijaya Karya merencanakan akan melakukan aksi itu di semester I-2016. Nantinya, dana yang diperoleh dari right issue itu akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perseroan pada tahun depan.
"Right issue rencananya Rp2,8 triliun dengan asumsi harga saham Rp2.800," kata Direktur Keuangan WIKA Adji Firmantoro, ketika di Gedung BEI, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (9/11/2015).
Dirinya menambahkan, penerbitan right issue juga sebagai langkah antisipasi perusahaan plat merah tersebut bila Penyertaan Modal Negara (PMN) benar-benar dibatalkan dan tidak disetujui di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016.
"Ini berasumsi PMN dikesampingkan. Kalau ada PMN beda lagi. Kalau obligasi berkelanjutan dengan Rp2,8 triliun minimal obligasi yang diterbitkan Rp6 triliun. Untuk tenor lima tahun kita akan terbitkan dua tahun berturut-berturut," terang dia.
Lebih lanjut, ia menambahkan, kepemilikan right issue oleh pemerintah direncanakan minimal sebesar 55 persen. Sedangkan untuk global bond masih akan dipelajari lebih lanjut oleh perseroan. "Kita masih kaji global bond atau tidak karena mengandung plus minus kebutuhan dolar atau tidak berarti harus hedging," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News