Mengutip keterbukaan informasi BEI, Rabu 4 Oktober 2017, Direktur Inovisi Infracom Pantur Silaban menyebutkan, dirinya sudah menyelesaikan penyampaian laporan keuangan 2014 pada 30 Agustus 2017. Sedangkan untuk laporan keuangan 2015 dan 2016 selambat-lambatnya disampaikan pada 6 Oktober 2017.
Penundaan penyampaian laporan keuangan untuk 2014, 2015, dan 2016, Pantur mengaku disebabkan adanya perubahan manajemen perseroan pada 7 Maret 2017. Laporan keuangan tersebut memang menjadi salah satu alasan bursa memberi force delisting kepada saham Inovisi Infracom yang diumumkan pada 22 September 2017 lalu.
Tak hanya itu, bilang Pantur, manajemen pun berencana melakukan restrukturisasi utang dengan total Rp725 miliar. Dari utang tersebut sebesar Rp195 miliar dan Rp108 miliar merupakan pinjaman bank sisanya di luar bank. "Negosiasi dengan kreditur memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan," sebut Pantur.
Adapun pinjaman di luar bank sebesar Rp422 miliar termasuk rencana restrukturisasi yang diusulkan akan menggunakan debt-to-equity swap. Jika hal itu disetujui, maka perseroan yakin utang di luar bank akan berkurang menjadi Rp303 miliar, di mana sebanyak Rp200 miliar dijamin dengan aset.
Ketika terjadi restrukturisasi, sambungnya, total utang INVS akan berada di bawah Rp200 miliar yang bisa dijamin dengan aset perusahaan sebesar total Rp1,3 triliun. Adapun rasio utang terhadap ekuitas akan berkisar antara 0,15.
Adanya hal itu, manajemen INVS mengharapkan bursa bisa membatalkan delisting. Perseroan pun berharap diberi kesempatan untuk menyelesaikan semua kewajiban di pasar modal. "Sehingga kepentingan pemegang saham publik dan minoritas terlindungi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id