IHSG minus 6,89 poin menjadi 6.238 pada penutupan perdagangan Selasa, 21 Januari 2020. Volume perdagangan sebesar 4,5 miliar lembar saham dengan nilai Rp4,4 triliun. Sebanyak 161 saham naik dan 272 saham turun. Sektor perkebunan anjlok paling dalam pada hari ini.
Sentimen dalam negeri datang setelah Bank Indonesia (BI) diperkirakan memliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur beberapa hari mendatang.
Potensi pemangkasan suku bunga karena inflasi yang relatif rendah dan terkendali. Selain itu, tren pergerakan nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan selama Januari 2020. Di sisi lain, pemangkasan suku bunga acuan diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan di sekitar angka lima persen.
Sentimen dari luar negeri masih berdasarkan dari perdamaian dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump meyakinkan para petani dan peternak di AS yang terhimpit perang tarif berkepanjangan dengan Tiongkok bahwa kesepakatan dagang yang ditandatangani dengan Tiongkok akan memicu pembelian besar-besaran. Trump mengatakan kesepakatan perdagangan awal yang ditandatangani dengan Tiongkok menjadi keuntungan bagi petani.
Oso sekuritas sebelumnya menjelaskan bahwa sentimen pasar saham BEI masih akan diselimuti keterbatasan katalis positif baik dari dalam negeri maupun eksternal. Terbatasnya katalis positif bagi pasar kembali menahan IHSG untuk berada di zona negatif pada perdagangan saham hari ini.
Sementara itu, Bloomberg merekam mata uang rupiah melemah 30 poin ke Rp13.669 per USD. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah melemah 40 poin menjadi Rp13.665 per USD. Bank Indonesia merekam mata uang rupiah ke level Rp13.658 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News