Ilustrasi PLTU -- ANTARA FOTO/Eric Ireng
Ilustrasi PLTU -- ANTARA FOTO/Eric Ireng

Terima Amdal, Adaro Energy Lanjutkan Proyek PLTU Batang

Dian Ihsan Siregar • 18 November 2014 19:07
medcom.id, Jakarta: PT Adaro Energy Tbk (ADRO) berkomitmen untuk terus melanjutkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2 x 1.000 Megawatt (MW) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (PLTU Batang).
 
Proyek ini merupakan bagian dari visi perusahaan untuk menjadi perusahaan tambang dan energi Indonesia yang terkemuka dan menciptakan nilai maksimum yang berkelanjutan dari batu bara Indonesia.
 
Presiden Direktur PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), Mohammad Effendi, mengaku saat ini pembebasan lahan telah mencapai 87 persen dari total lahan yang dibutuhkan sebagai syarat memperoleh Financial Closure.

"PLTU Batang sudah menerima persetujuan untuk Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan izin-izin lainnya yang diperlukan," ujar Mohammad dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Selasa (18/11/2014).
 
Menurut Mohammad, BPI atau perusahaan yang 34 persen sahamnya dimiliki oleh anak usaha Adaro Energy yakni PT Adaro Power, telah menandatangani amandemen Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) pada 31 Oktober 2014.
 
Dalam PJBL tersebut, BPI memperoleh perpanjangan waktu penyelesaian Financial Closure proyek PLTU Batang efektif sejak 6 Oktober 2014 dan diperpanjang sampai dengan 6 Oktober 2015.
 
Dia menjelaskan, UU Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum diharapkan segera diberlakukan oleh Pemerintah dan dilaksanakan oleh PLN.
 
"Diharapkan dengan diberlakukannya UU tersebut, penyelesaian pembiayaan proyek tersebut mungkin dapat dilaksanakan sebelum 6 Oktober 2015," ungkapnya.
 
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir menambahkan, pembangunan ini merupakan komitmen BPI untuk berkontribusi bagi pembangunan di wilayah Batang dan Indonesia secara keseluruhan.
 
Proyek ini menggunakan teknologi paling terkini dan tidak akan memberikan dampak buruk bagi Batang, bahkan akan memberikan manfaat yang signifikan untuk masyarakat lokal serta mencegah terjadinya krisis listrik di Jawa dan Bali.
 
"Kami berada di jalur yang tepat untuk mengembangkan divisi ketenagalistrikan untuk mendukung upaya pengembangan masyarakat dan pembangunan nasional, PLTU Batang merupakan pembangkit listrik mandiri dengan kapasitas terbesar di Indonesia dan merupakan proyek strategis guna memenuhi kebutuhan listrik yang terus bertambah di Pulau Jawa dan Bali pada tahun 2019," tegasnya.
 
Lanjut Garibaldi, PLTU Batang menggunakan teknologi terkini dengan menawarkan peningkatan efisiensi yang melebihi rancangan boiler biasa dan mengurangi dampak lingkungan dari seluruh emisi, terutama karbondioksida.
 
"Adaro Energy akan memasok sebagian besar kebutuhan batubara, dengan penggunaan Envirocoal yang memiliki tingkat pencemaran yang rendah sehingga menambah kinerja lingkungan yang lebih istimewa," kata Garibaldi.
 
Ditambahkan Garibaldi, teknologi yang akan diaplikasikan PLTU Batang menggunakan baja modern yang memungkinkan penggunaan boiler besar dengan karakteristik ultra-supercritical (USC) technology untuk membakar batubara dengan nilai kalori rendah sebagai bahan bakarnya. PLTU batang akan menjadi model teknologi pembangkit listrik yang sangat efisien dan lebih ramah lingkungan.
 
BPI merupakan perusahaan joint venture yang didirikan oleh tiga perusahaan konsorsium yang terdiri dari Electric Power Development Com, Ltd. (J-Power), PT Adaro Power dan ITOCHU Corporation.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan