"Kinerja Grup Astra hingga akhir 2018 diperkirakan cukup baik, didukung dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dan harga batu bara yang stabil. Walaupun persaingan di pasar mobil dan melemahnya harga minyak kelapa sawit menjadi perhatian," ucap Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, dalam keterangan resminya, Kamis, 26 Juli 2018.
Prijono mengaku perolehan laba ini didapatkan dari dorongan kenaikan pendapatan bersih perseroan, dari porsi Rp98,03 triliun di semester I-2017 menjadi Rp112,55 triliun di Juni tahun ini.
"Pendapatan kita naik 15 persen, pendapatan yang meningkat banyak didapatkan dari bisnis alat berat dan pertambangan," jelas dia.
Laba bersih alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, tutur dia, mengalami kenaikan 60 persen menjadi Rp3,2 triliun, dari porsi Rp2,05 triliun di Juni tahun lalu. Sektor Agribisnis meraih penurunan laba menjadi Rp625 miliar.
Sektor otomotif menyumbang laba Rp4,21 triliun, atau naik tipis dari posisi Rp4,2 triliun di enam bulan pertama 2017. Sementara sektor infrastruktur dan logistis mengalami penurunan laba, dari Rp110 miliar menjadi Rp4 miliar.
Sedangkan sektor teknologi informasi mengalami peningkatan 24 persen, dari Rp55 miliar menjadi Rp68 miliar di enam bulan tahun ini. Adapun sektor properti turun 29 persen, dari Rp68 miliar menjadi Rp48 miliar.
"Kinerja Grup Astra hingga akhir 2018 diperkirakan cukup baik, didukung dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dan harga batu bara yang stabil, walaupun persaingan di pasar mobil dan melemahnya harga minyak kelapa sawit menjadi perhatian," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id