Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI
Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI

IHSG Diramal Tertekan di Awal 2020

Annisa ayu artanti • 02 Januari 2020 07:27
Jakarta: Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal tahun diprediksi tertekan dengan sebelumnya pada perdagangan akhir 2019 IHSG ditutup memerah. Sepinya perdagangan dan sentimen di akhir 2019 menjadi katalis lanjutan di awal 2020.
 
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan investor masih menunggu kejelasan langkah dan kebijakan pemerintah di tahun ini seperti kebijakan B30 pada penyerapan CPO dalam negeri dan larangan ekspor nikel. Menurutnya dengan kondisi tersebut IHSG akan bergerak menguji level harga rata-rata 200 hari.
 
Kemudian diperkirakan mengalami tekanan pada awal 2020. Lanjar menilai pergerakan indeks di awal tahun akan berada di level support-resistance 6.265-6.307. "Sehingga diperkirakan IHSG akan mengalami tekanan," kata Lanjar, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Kamis, 2 Januari 2020.

Sedangkan dari eksternal, Lanjar melihat investor asing sengaja mengurangi perdagangan selama musim libur tahun baru di Eropa dan Amerika. "Selanjutnya investor akan menanti data PMI Manufaktur Tiongkok yang akan dirilis pada Selasa dan versi Caixin akan dirilis pada Kamis," ucap dia.
 
Berbeda dengan Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya. Ia mengatakan pergerakan IHSG masih cukup optimistis. Menurutnya IHSG masih akan menguat di kisaran level 6.198-6.402.
 
"Masih terlihat (IHSG) berusaha untuk keluar dari fase konsolidasi wajarnya," kata William.
 
Adapun mengenai momentum koreksi wajar menurutnya masih bisa dijadikan peluang oleh investor untuk mengakumulasi pembelian, mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend.
 
"Demikian juga dengan capital inflow yang masih tercatat secara year to date, menunjukkan bahwa minat investor asing masih cukup besar ke dalam pasar modal Indonesia. Hari ini IHSG berpotensi menguat," tukas dia.
 
Beberapa saham yang bisa diperhatikan di wal tahun adalah saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Astra International Tbk (ASII).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan