Sekretaris Perusahaan WIKA Suradi menjelaskan, perseroan sedang mengikuti tender proyek konstruksi yang besar. Dalam waktu dekat ini, prosesnya pun akan masuk tahap finalisasi. Dia menjelaskan, pengesahan Anggaran Penerimaan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 Februari lalu memberi angin segar bagi perseroan dalam mengerjakan proyek. Sebab kontrak perseroan masih didominasi dari pemerintah.
"Kontrak ini dihasilkan dari kontrak pembangunan jalan tol, bendungan, pelabuhan, bandara, dan juga gedung," ujar Suradi, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (10/4/2015).
Menurut dia, raihan kontrak hingga maret tahun ini baru mencapai Rp4,1 triliun, turun dari posisi periode sama tahun lalu yang mencapai Rp4,8 triliun. Meski demikian, perseroan tetap optimistis dapat meraih nilai kontrak baru sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2015.
"Lambatnya perolehan kontrak baru di kuartal pertama, karena proses tender proyek pemerintah yang baru dimulai di Maret ini," ungkap dia.
Guna menggenjot perolehan kontrak, perseroan sedang membidik beberapa kontrak proyek luar negeri, di mana perseroan sedang mengikuti tender di Malaysia, Aljazair, dan Arab Saudi dengan total nilai tender sebesar Rp1,5 triliun. Ditargetkan finalisasi tender proyek tersebut bakal rampung dilaksanakan tahun ini.
"Kami ikut tender pembangunan gedung apartemen di Aljazair senilai Rp600 miliar. Proyek ini akan dikerjakan sendiri. Kami juga bakal menggandeng kontraktor lokal, Uero Japon untuk mengembangkan pengembangan proyek seluas enam blok apartemen di Aljazair," jelas Suradi.
Selain itu, Wijaya Karya juga sedang mengikuti tender proyek di wilayah Arab Saudi. Saat ini, perseroan sedang dalam tahap prakualifikasi tender pembangunan perbelanjaan dan hotel senilai Rp500 miliar. Jika kedua proyek ini berhasil digapai, maka kontrak baru didapatkan bisa mencapai Rp1,1 triliun dengan nilai target kontrak baru dari luar negeri sebesar Rp2,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News