Prodia berencana IPO dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 187,5 juta saham baru di harga sekira Rp6.250-Rp8.000 per saham. Perseroan membidik dana segar dari IPO sekitar Rp1,17 triliun-Rp1,5 triliun.
"Dana capex sebesar Rp400 miliar, kita dapatkan dari hasil IPO. Dana IPO jadinya kita sisihkan ke capex. Dana itu untuk menambah jaringan outlet di tiga provinsi," ungkap Direktur Keuangan Prodia Widyahusada Liana Kuswandi, ditemui saat Due Diligence Meeting & Public Expose Penawaran Umum Saham Perdana Prodia, di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, SCBD Sudirman, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Liana belum bisa menyebutkan secara detail daerah mana saja yang akan dibidik. Prodia telah memiliki 251 outlet dan 128 laboratorium klinik dengan yang terakhir di Kalimantan.
"Terakhir outlet kami ada di Kalimantan Utara, Tarakan," jelas Liana.
Dana capex di tahun depan, menurut Liana, memang sangat besar jika dibanding alokasi dana belanja modal di tahun ini yang hanya mencapai Rp90 miliar. Hingga Oktober 2016, mayoritas dana belanja modal sudah digunakan untuk membuka dan memperluas jaringan outlet.
Melansir laporan keuangan perseroan hingga semester I-2016, Prodia telah membukukan pendapatan sebesar Rp649 miliar, atau tumbuh 9,8 persen dari periode tahun lalu. Sedangkan total aset dan EBITDA masing-masing mencapai Rp591 miliar dan Rp100 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News