IHSG minus 51 poin menjadi 6.165 pada perdagangan Kamis, 7 November 2019. JII minus 6,50 poin dan LQ45 minus 9,65 poin. Volume perdagangan sebesar 6,9 miliar lembar saham dengan nilai Rp7,1 triliun. Sebanyak 123 saham naik, 339 saham turun, dan 154 saham tak bergerak.
IHSG mengalami tekanan setelah pasar AS mengalami tekanan setelah sempat mengalami all time high pada hari sebelumnya. Investor mayoritas masih berfokus pada kekhawatiran kesepakatan dagang AS-Tiongkok yang kemungkinan tidak akan menyepakati apapun hingga Desember ini. S&P500 naik 0,07 persen menjadi 3.076 sementara Nasdaq minus 0,29 persen ke level 8.410 dan DJIA flat di level 27.492.
Sementara itu, Indeks EIDO melemah 0,71 persen dengan Nikkei pagi ini dibuka melemah -0,06 persen. Samuel Sekuritas memperkirakan IHSG pada ini berpotensi kembali tertekan seiring sentimen negatif dari global dan regional.
Selain itu, rilis data kuartal III 2019 sejumlah emiten rata-rata tidak sesuai ekspektasi investor sehingga semakin menekan optimisme menjelang akhir tahun. Rilis data Cadangan Devisa Indonesia yang diatas konsesus pasar sebesar USD 124,5 miliar tak berhasil mendorong pasar.
Bloomberg melansir mata uang rupiah menguat 25 poin dengan berada pada Rp13.997 per USD. Yahoo finance mencatat mata uang rupiah menguat 15 poin dengan berada pada Rp13.995 per USD. Bank Indonesia merekam mata uang rupiah berada pada Rp14.040 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News