Chief Finance Officer (CFO) Bukalapak Muhamad Fajrin Rasyid mengatakan IPO bukan menjadi satu-satunya jalan untuk memperoleh dana segar. Salah satu perusahaan unicorn di Indonesia ini membuka aksi-aksi lain seperti private placement dan obligasi untuk memperoleh dana.
"Mendapatkan dana itu tidak harus dengan IPO. Bisa melalui private financing, bisa dari obligasi dan sebagainya," kata Fajrin dalam acara ulang tahun Bukalapak, di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis, 10 Januari 2019.
Fajrin menambahkan pertemuan Bukalapak dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu juga bukan spesifik membicarakan mengenai rencana IPO perusahaan. Saat itu, katanya, BEI mengundang Bukalapak untuk menyosialisasikan upaya BEI mempermudah proses IPO.
"Jadi kita diundang Pak Tito (mantan direktur utama BEI) untuk mempelajari peraturan baru soal BEI yang lebih rileks, dalam hal IPO dan persyaratan yang lebih mudah dan sebagainya," jelas dia.
Menurutnya, pertemuan itu menjadi masukan bagi Bukalapak untuk rencana aksi korporasi ke depannya. Namun hingga kini, lanjut Fajrin, Bukalapak belum berniat melantai di bursa efek.
"Tapi kita belum sampai pada keputusan apa-apa untuk IPO," pungkas dia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara sebelumnya terus mendorong perusahaan rintisan (startup) untuk mencatatkan sahamnya di BEI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News