Laba dapat dibukukan karena pendapatan usaha selama sembilan bulan di 2018 meningkat 21 persen dari Rp16,04 triliun menjadi Rp13,28 triliun. Pendapatan terbesar pada periode ini diperoleh dari penjualan batu bara ekspor sebesar 52 persen, lalu penjualan batu bara domestik sebesar 46 persen, dan aktivitas lainnya sebesar dua persen.
"Dari sisi keuangan, pendapatan kita naik 21 persen atau cukup signifikan dari Rp13,3 triliun jadi Rp16 triliun," kata Direktur Utama Bukit Asam Ariviyan Arifin, di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Rabu, 14 November 2018.
Selain membukukan pendapatan, tambahnya, PTBA mencatat beban pokok penjualan untuk periode Januari-September 2018 sebesar Rp9,37 triliun atau naik sebanyak 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
EBITDA meningkat signifikan yaitu dari Rp4,26 triliun menjadi Rp5,96 triliun. Dengan kondisi itu, laba per lembar saham mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp373 per lembar saham dari sebelumnya Rp249 per lembar saham.
Dalam capaian keuangan ini, Ariviyan menjelaskan, peraturan kewajiban batu bara domestik (DMO) tidak memengaruhi kinerja secara negatif. "Alhamdulillah sembilan bulan kinerja tetap positif dan lebih baik dari kinerja year to date di 2017. Dari sisi operasional maupun kinerja keuangan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News