"Kami fokus di radio group. Karena ada konsolidasi investasi yang harus dipertanggungjawabkan, yaitu investasi di radio dan mengembangkan konten yang sudah ada," tutur Erick, ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (11/2/2016).
Padahal ada beberapa anak usaha yang berada di bawah Mahaka Media seperti Jak TV dan Harian Republika. Dia juga tak membuka kemungkinan IPO bagi Mahaka Group sebagai holding perusahaan sejumlah bisnis media yang dikomandoi salah satu pemilik saham Inter Milan tersebut.
"Kenapa tidak listing secara grup besar? Karena grup media yang sudah listing kan kebanyakan konglomerasi pasti jadi. Kalau kita ikut listing seperti mereka, apa bedanya sama yang lain? Kita coba untuk mencatatkan (IPO) unit usaha kita. Itu yang akan kita lakukan," jelas Erick.
Sebagai informasi, Mahaka Radio Integra resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menjadi emiten ketiga di 2016, atau ke 524 yang listing di bursa.
Perseroan melantai di bursa dengan melepas saham sebanyak 105,05 juta saham, atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Jumlah tersebut lebih kecil dari target maksimal perseroan yang sebelumnya ingin melepas 30 persen saham. Harga IPO yang dilepas ke publik sebesar Rp750 per saham.
Dengan melepas 105,05 juta saham di harga Rp750 per saham, maka dana segar yang bisa diraih lewat IPO sebesar Rp78,78 miliar. Rencananya, sebesar 40 persen dana IPO akan digunakan untuk melunasi seluruh utang anak perusahaannya kepada Bank UOB Indonesia. Sedangkan sisanya 60 persen akan digunakan untuk pengembangan usaha dan investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News