Namun, penjualan bersih tidak termasuk cukai sebesar Rp21,5 triliun yang mengalami kenaikan 7,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2015. Penjualan bersih yang meningkat itu mampu mengangkat perolehan laba bersih sebesar Rp6,1 triliun atau meningkat 22,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya di Rp5,01 triliun.
"Kami berhasil menjaga momentum bisnis dan menghasilkan pertumbuhan positif selama semester I-2016. Ini merupakan hasil nyata dari kepercayaan para perokok dewasa, merek-merek yang kuat, karyawan yang berdedikasi dan mitra bisnis yang berkomitmen," ujar Presiden Direktur Sampoerna Paul Janelle, dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Adapun posisi beban pokok penjualan sebesar Rp35,77 triliun per Juni 2016 atau meningkat dari posisi Rp33,48 triliun di Juni 2015. Beban penjualan sebesar Rp3,01 triliun, beban umum dan administrasi sebesar Rp858,49 miliar.
Ia mengklaim, Sampoerna berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 34,1 persen pada semester I-2016. bulan April 2016 pemegang saham Sampoerna menyetujui pemecahan saham sebesar 1-25. Pemecahan ini menambah jumlah saham beredar Sampoerna.
"Kapitalisasi pasar kami mencerminkan keyakinan investor terhadap Sampoerna dan Indonesia. Pemecahan saham kami mendukung tujuan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam meningkatkan jumlah investor, transaksi dan trader yang aktif," pungkas Paul.
Porsi aset hingga Juni 2016 mencapai Rp39,32 triliun, atau mengalami pertumbuhan yang cukup dominan bila dibandingkan dengan periode yang sama di 2015 sebesar Rp38,01 triliun. Sedangkan liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp11,56 triliun dan Rp27,76 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News