"Tetapi kami berharap ada rebound IHSG akibat IHSG berada di support 5.939. Tetapi melihat tekanan indeks global akibat wabah virus korona yang menyebar dengan cepat, IHSG sangat mungkin turun kembali pada pekan ini," ujar Hans, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Senin, 3 Februari 2020.
Berita utama pekan lalu di pasar keuangan dunia dan Indonesia masih seputar virus korona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan epidemi virus korona sebagai darurat global. Wabah virus tersebut sudah mengakibatkan 200 orang lebih meninggal dunia dan menginfeksi hampir 10 ribu orang. Kecepatan penyebaran virus menjadi perhatian.
Pasar dunia sempat pulih di tengah pekan, setelah WHO mengumumkan darurat kesehatan global akibat virus korona. WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan ke Tiongkok dan menyampaikan Tiongkok memiliki situasi yang terkendali. Hal tersebut menimbukan optimisme bahwa perekonomian Tiongkok dan global tidak akan terlalu terganggu akibat virus korona.
Di belahan dunia lain, langkah penanggulangan sudah dilakukan di AS di mana Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah memerintahkan karantina semua orang yang dipulangkan dari Tiongkok ke sebuah pangkalan udara di California.
Pelemahan bursa Wall Street sedikit tertahan juga karena Direktur CDC Robert Redfield menyatakan dampak risiko virus korona terhadap publik AS tergolong rendah. Hans memperkirakan dampak virus korona akan lebih besar dibanding wabah SARS sebelumnya yang menewaskan 800 orang di 2002 sampai 2003.
Waktu itu penanggulangan wabah SARS membutuhkan dana kurang lebih USD33 miliar. Situasi saat ini berbeda karena Tiongkok punya perekonomian yang sangat besar, maka kemungkinan butuh dana yang lebih besar dan akan menganggu ekonomi dunia," pungkas Hans Kwee.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News