Dana capex, menurut Direktur Keuangan Timah Emil Ermindra, perseroan menggunakan dana capex untuk menambah jumlah kapal. Tak hanya itu, manajemen juga menggunakannya untuk membiayai kegiatan eksplorasi.
"Kami juga gunakan untuk meningkatkan sarana produksi lainnya. Di 2017, fokus kita pengadaan kapal baru kemudian sebagian untuk membayar termin pertama dari pada peningkatan smelter. Jadi, sekitar 40 persen lah yang sudah kita keluarkan," ucap Emil, ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis 24 Agustus 2017.
Dana capex sebesar Rp2,3 triliun, didapatkan perseroan dari kas internal maupun pembiayaan yang datang dari pembiayaan eksternal, seperti melakukan penerbitan obligasi dan lainnya. Tidak lama lagi, perseroan juga akan menerbitkan obligasi sebesar Rp1,2 triliun yang merupakan bagian dari rencana penerbitan obligasi I yang mencapai Rp2,1 triliun.
Sejalan dengan penerbitan obligasi tersebut, manajemen juga menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I dengan target sisa imbalan ijarah sebanyak-banyaknya Rp300 miliar yang merupakan bagian dari rencana sebesar Rp700 miliar.
Direktur Utama Timah, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani menyatakan, dana hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan perseroan sebesar 70 persen untuk belanja modal yang terdiri dari rekondisi alat produksi, peningkatan kapasitas produksi yang meliputi pengadaan kapal isap produksi (KIP).
"Ada juga untuk pengadaan kapal penambangan laut teknologi tepat guna, pengadaan peralatan ausmelt dan fuming, kegiatan eksplorasi dan pembukaan tambang besar," ujar Riza.
Sedangkan sisanya sebesar 30 persen, lanjut Riza, perseroan akan gunakan untuk pelunasan sebagian utang jangka pendek yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News