Jajaran manajemen PT Bukit Asam. (FOTO: Medcom.id/Suci Sedya)
Jajaran manajemen PT Bukit Asam. (FOTO: Medcom.id/Suci Sedya)

Bukit Asam Alokasikan Investasi Rp6,5 Triliun

Suci Sedya Utami • 11 Maret 2019 15:23
Jakarta: PT Bukit Asam (Persero) Tbk menargetkan alokasi investasi untuk 2019 sebesar Rp6,47 triliun. Alokasi tersebut lebih rendah dari target investasi tahun lalu namun lebih tinggi dibandingkan realisasi di 2018.
 
Tahun lalu target investasi perseroan sebesar Rp6,55 triliun dengan komposisi Rp1,32 triliun untuk investasi rutin dan Rp5,23 trilliun untuk investasi pengembangan. Namun dari target tersebut serapannya hanya 24 persen atau Rp1,6 triliun.
 
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan dari besaran di 2019 tersebut, Rp1,13 triliunnya digunakan untuk investasi rutin. Sedangkan sisanya Rp5,34 triliun untuk investasi pengembangan.

Beberapa proyek pengembangan di antaranya gasifikasi atau hilirisasi tambang Peranap Riau dan Tanjung Enim Sumatera Selatan. Untuk proyek Peranap pihaknya dan PT Pertamina (Persero) selaku offtaker dimethyl ether (DME) dan Air-Products selaku pemilik teknologi gasifikasi batu bara telah menandatangani nota kesepahaman terkait joint venture company.
 
Kerja sama itu sebagai dasar dimulainya studi kelayakan potensi bisnis coal to gas yaitu mengonversi batu bara kalori rendah milik PTBA di IUP Peranap menjadi DME yang akan digunakan sebagai subtitusi LPG sehingga menekan impor. Proyek ini direncanakan mulai beroperasi pada 2023 dengan konsumsi batu bara sebesar 9,2 juta ton per tahun dari Tambang Peranap.
 
Sementara untuk proyek di Tanjung Enim pihaknya tekah menandatangani head of agreement dengan Pertamina, PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PT Chandra Asri Petrochemical terkait pembangunan pabrik coal to urea-DME-polypropelene di mulut tambang Tanjung Enim yang mana konsumsi batu bara proyek tersebut butuh 6,2 juta ton per tahun.
 
Melalui teknologi gasifikasi akan mengubah batu bara menjadi syngas sebagai feedstock untuk produksi urea dengan kapasitas 750 ribu ton per tahun, DME dengan kapasitas 400 ribu ton per tahun dan polypropylene dengan kapasitas 450 ribu ton per tahun. Commercial operation data (COD) atau target operasi proyek tersebut pada akhir 2022.
 
"Perkiraan belanja modal untuk proyek Peranap sebesar USD2,7 miliar dan proyek Tanjung Enim USD3,1 miliar," kata Arviyan dalam paparan kinerja tahunan PTBA di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Senin, 11 Maret 2019.
 
Kemudian ada juga proyek PLTU Mulut Tambang Sumatera Selatan 8 yang merupakan independent power producer (IPP) berkapasitas 2x620 megawatt yang berada di Muara Enim. Proyek ini digarap oleh PT Huadian Bukit Asam Power yang merupakan konsorsium antara Bukit Asam dan China Huadian Hongkong Company Ltd dengan nilai proyek USD1,68 miliar. Konstruksi proyek sudah dimulai sejak Juni 2018 dan ditargetkan beroperasi pada 2021 untuk unit 1 dan 2022 untuk unit 2 dengan total kebutuhan batu bara 5,4 juta ton per tahun.
 
Lalu poyek PLTU di Halmahera Timur dengan kapasitas 3x60 megawatt dan PLTD berkapasitas 3x17 megawatt. Proyek tersebut merupakan kerja sama Bukit Asam dengan PT Antam (Persero). Studi kelayakan proyek tersebut telah dilakukan dan tinggal menunggu pembentukan joint venture company. Pembangkit ini ditujukan untuk menyediakan pasokan energi listrik bagi pabrik feronikel milik Antam yang berlokasi di Halmahera Timur dengan perkiraan nilai investasi sebesar USD350 juta dan konsumsi batu bara sebesar 0,65 juta ton per tahun.
 
Serta proyek angkutan batu bara yang bekerja sama dengan PT KAI dengan kapasitas 60 juta ton per tahun di 2023. Termasuk juga jalur baru selerti Tanjung Enim-Arah Utara dengan kapasitas 10 juta ton per tahun yang ditargetkan beroperasi di 2023. Pengembangan Dermaga Kertapati yang ditargetkan beroperasi dengan kapasitas lima juta ton per tahun pada Juli 2019.
 
Juga jalur Tanjung Enim-Arah Selatan yakni Tarahan-I pengembangan kapasitas jakur existing menjadi 25 juta ton per tahun di 2020. Tarahan-II dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun yang direncanakan beroperasi pada 2023.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan