Melihat hal tersebut, Bank Commonwealth merekomendasikan prospek investasi reksa dana pada kelas aset ekuitas masih menjadi pilihan yang objektif sepanjang Agustus ini.
"Atmosfer investasi Indonesia saat ini mengarah positif. Hal ini terlihat dari indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif sebesar +2,37 persen sepanjang Juli 2018 dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II-2018 tercatat sebesar 5,27 persen," kata Head of Wealth Management & Retail Digital Business Bank Commonwealth Ivan Jaya, melalui rilis yang diterima, Minggu, 12 Agustus 2018.
Kondisi ekonomi global memang memberikan dampak yang relatif besar terhadap ekonomi Indonesia pada semester pertama 2018.
Kenaikan Fed Fund Rate oleh The Fed sebanyak dua kali dengan total 50 bps pada semester pertama 2018 membuat arus dana keluar dari pasar keuangan. Hal ini mengakibatkan nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 6,33 persen.
Untuk menahan laju depresiasi rupiah, Bank Indonesia (BI) meresponsnya dengan menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali dengan total 100 bps.
Strategi tersebut dinilai cukup ampuh untuk mengembalikan ketertarikan investor asing untuk kembali berinvestasi di Indonesia. Hal ini terlihat mulai adanya aliran dana masuk ke pasar surat berharga nasional (SBN) dan saham pada akhir Juli lalu.
Dari sisi domestik, perhelatan Asian Games 2018 diprediksi akan memberikan keuntungan bagi Indonesia dan menjadi katalis positif dari dalam negeri.
Saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia telah kembali pada level 6.000. Pada perdagangan akhir pekan lalu indeks ditutup pada level 6.077,17. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News