"Juga potensi pertumbuhan laba korporasi yang diperkirakan sekitar sembilan persen pada tahun ini," kata Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Selasa, 17 September 2019.
Selain itu, lanjut Katarina, terdapat sejumlah katalis ke depan untuk pasar saham antara lain pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Indonesia, percepatan reformasi kebijakan oleh pemerintah, perbaikan data aktivitas ekonomi, dan pemotongan pajak korporasi.
Untuk pasar obligasi, di tengah kondisi suku bunga rendah seperti saat ini maka obligasi Indonesia sangat menarik karena masih memberikan imbal hasil riil (real yield) yang tinggi. "Komitmen BI untuk menjaga nilai tukar rupiah dan juga pasar obligasi Indonesia, memberikan sentimen yang positif bagi obligasi Indonesia," kata Katarina.
Menurut Katarina, gejolak dan volatilitas di pasar finansial bukan sesuatu yang jarang terjadi. Ia menyarankan investor untuk selalu memonitor perkembangan yang ada.
"Jangan lupa bahwa selalu ada peluang di setiap kondisi termasuk di tengah-tengah volatilitas global yang tinggi. Jangan takut untuk berinvestasi, sesuaikan portofolio investasi anda, dengan tujuan dan jangka waktu investasi yang ditargetkan," pungkas Katarina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News