Dalam riset hariannya, Rabu, 4 Maret 2020, ia menjelaskan, The Fed akhirnya menurunkan tingkat suku bunga sebesar 50 bps sebagai sebuah langkah pertama di dalam keadaan darurat akibat virus korona.
Menurutnya ini sebuah langkah luar biasa sejak krisis keuangan 2008 karena The Fed kembali memangkas tingkat suku bunganya sebanyak 50 bps. Selain itu langkah ini menjadi tanda bahwa The Fed mulai beraksi. The Fed memiliki kekhawatiran fase ekspansi Amerika Serikat akan terhambat karena kondisi seperti ini.
Meskipun para pelaku pasar dan investor menginginkan The Fed untuk lebih menurunkan tingkat suku bunga lebih banyak, Nico melihat penurunan tidak akan dilakukan secara instan.
"Kami juga melihat bahwa penurunan juga tidak bisa dilakukan secara instan, karena tentu akan menciptakan culture shock. Penurunan harus dilakukan secara perlahan dan tepat, dan sejauh ini kami melihat apa yang dilakukan oleh The Fed sudah tepat," kata Nico.
Yang pasti, kata Nico, penurunan tingkat suku bunga The Fed ini akan memberi sinyal kepada bank sentral dan memberikan stimulus bagi pasar.
Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan meskipun pergerakan IHSG masih sangat riskan terkena faktor global hari ini indeks berpeluang menguat. Indeks akan diperdagangkan di level 5.221-5.556.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News