Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya menjelaskan, penurunan BI Rate Lantaran memberikan ruang bagi pelaku usaha dalam menjalankan bisnis.
"Suku bunga turun sebenarnya pelaku usaha sudah memprediksi di tahun sebelumnya. Suku bunga Indonesia tinggi, bila dibanding dengan negara lain bunga dan inflasi itu perbedaannya tipis. Kita lebar, sudah sepantasnya dilakukan penyesuaian penurunan," tutur Alpino, ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (19/2/2016).
Bursa, sebut Alpino, sudah mendengar banyak dari emiten yang menginginkan BI rate turun. Sebab, akan mampu mengembangkan bisnis lebih ringan, dan akses modal jadi lebih leluasa.
"Itu positif untuk industri kita, dengan turun bunga, bunga pinjaman kan diturunkan, artinya dari perusahaan, utang perusahaan dengan bunga pun turun mereka akan lebih leluasa kembangkan bisnis. Kalau bunga tinggi, bagaimana mereka bisa bersaing," tegas Alpino.
Selain itu, penurunan BI rate pun dipercayai meningkatkan pasar obligasi. Sebab, supply obligasi akan meningkat, karena ada pergeseran minat dari simpanan deposito lari ke obligasi.
"Kinerja perusahaan efek harusnya bagus, pasar obligasi menarik, karena bunga obligasi cukup tinggi. Dengan penurunan suku bunga surat utang jadi menarik. Tapi, BI sudah melakukan langkah strategi, bukan hanya mendengar pelaku, tapi mereka menjalankan studi (BI rate)," tutup Alpino.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id