Keduanya yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) yang bergerak di industri farmasi dan alat kesehatan melakukan acara peletakan batu pertama. Produk Scaffold Hydroxyapatite adalah hasil hilirisasi riset produk alat kesehatan dalam negeri oleh periset Dr. dr. Ferdiansyah, Sp.OT dari RSUD Dr Soetomo.
Scaffold yang akan di produksi Phapros ini merupakan contoh sinergisme ABGC (Academician-Business-Government-and Community). Produk tersebut bisa dimanfaatkan sebagai komponen implantasi penopang tulang dan gigi.
Komisaris Utama Phapros sekaligus Direktur Keuangan RNI M. Yana Aditya mengatakan kerja sama keduanya merupakan sinergi anak perusahaan RNI dalam mendukung upaya kemandirian alkes nasional.
"Kerja sama ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Untuk itu, kami gagas kolaborasi antara Phapros yang punya modal dan teknologi dengan MRB yang memiliki lahan dan aset bangunan idle. MRB juga telah dilengkapi sederet izin, seperti izin industri, edar, impor, dan sertifikasi pengembangan alat kesehatan,” ujarnya, seperti dikutip dalam siaran persnya, Selasa 22 Agustus 2017.
Tak hanya akan memanfaatkan aset idle yang dimiliki PT MRB, Phapros juga akan melakukan transfer knowledge kepada sumber daya manusia yang dimiliki PT MRB terkait hal-hal teknis yang berkaitan dengan produksi Scaffold Hydroxyapetite tersebut.
Di awal 2017, telah disepakati kerja sama antara Phapros dan RNI yang ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) oleh Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami dan Direktur MRB Ahmad Sufi terkait penggunaan aset idle PT MRB untuk produksi alat kesehatan Scaffold Hydroxyapetite di kantor RNI, Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News