Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang meningkat 8,9 persen yoy menjadi Rp6,33 triliun serta penurunan pada biaya pencadangan sebesar 16,9 persen yoy.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan pendapatan operasional tumbuh sebesar 6,3 persen secara yoy.
"Secara bertahap, kami akan terus menyeimbangkan neraca keuangan dan mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk mengoptimalkan permodalan. Kualitas aset juga diharapkan akan terus semakin membaik sejalan dengan kebijakan penyeimbangan portofolio dan peningkatan kebijakan manajemen risiko," kata Tigor dalam keterangannya di Jakarta, Senin 31 Juli 2017.
Jumlah kredit bruto yang disalurkan BNGA tumbuh 2,8 persen yoy mencapai Rp180,25 triliun per 30 Juni 2017. Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit konsumer tercatat sebesar Rp50,43 triliun (28 persen), dan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai Rp35,21 triliun (20 persen).
Adapun sisanya berasal dari wholesale banking, yang terdiri dari kredit korporasi sebesar Rp64,29 triliun (35 persen) serta kredit komersial sebesar Rp30,32 triliun (17 persen).
Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp174,37 triliun per 30 Juni 2017, didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 1,6 persen yoy, menghasilkan kenaikan rasio CASA sebesar 233 basis point dengan menjadi 54,3 persen dari posisi DPK.
Adapun total aset perseroan mencapai Rp241,81 triliun per 30 Juni 2017, naik sebesar 1 persen secara yoy. CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News