Namun demikian, meski tidak ditampik tetap harus ada kewaspadaan mengingat masih ada ketidakpastian di perekonomian global.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan sentimen global yang dimaksud di antaranya kondisi ekonomi Hong Kong, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta Brexit. Investor akan memerhatikan kondisi global sebelum mengambil sikap di pasar modal.
Selain itu, lanjut Lanjar, investor juga akan memantau keputusan suku bunga Selandia Baru yang akan jatuh tempo pada Rabu, dilanjutkan pidato Ketua Fed Jerome Powell dalam acara Komite Ekonomi Gabungan Kongres di Washington.
"Kami perkirakan IHSG melanjutkan penguatannya dengan support-resistance 6.125-6.210," kata Lanjar, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Sementara itu, lanjut Lanjar, dari dalam negeri pemerintah resmi menurunkan kembali suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang semula tujuh persen menjadi enam persen per tahun dalam rangka mempercepat pengembangan usaha mikro kecil dan menengah. Hal itu akan menjadi sentimen positif.
Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan indeks hari ini akan melanjutkan penguatan. Tercatatnya aliran dana masuk secara year to date, stabilnya fundamental perekonomian, serta nilai tukar rupiah terhadap USD yang relatif stabil menjadi sentimen positif terhadap pola gerak IHSG,
"Pola uptrend pada pergerakan IHSG masih terlihat dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Indeks hari ini akan diperdagangkan di rentang 6.123-6.336," tukas William.
Beberapa saham yang masih menarik secara teknikal hari ini adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News