IHSG melemah 82 poin menjadi 6.055 pada penutupan perdagangan Rabu, 2 Oktober 2019. Volume perdagangan saham sebesar 12 miliar lembar saham senilai Rp6,7 triliun. Sebanyak 128 saham naik, 347 saham turun, dan 130 saham tak bergerak. Sektor pertambangan jatuh terdalam pada perdagangan hari ini.
Pada perdagangan Selasa waktu setempat bursa saham Wall Street kompak ditutup dalam zona merah. Indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq melemah masing-masing sebesar 1,28 persen, 1,23 persen, dan 1,13 persen
Pelemahan itu sendiri dikarenakan adanya kekhawatiran pasar terhadap resesi manufaktur di Amerka Serikat (AS), setelah rilismya data OSM manufaktur AS September yang turun ke level terendah 10 tahun turun ke level 47,8 dari sebelumnya di level 49,1. Data tersebut juga cukup jauh dari perkiraan pasar sebelumnya yang mengira bahwa data manufaktur AS naik ke level 50,1.
Sementara itu kondisi tersebut juga terbilang sama dengan apa yang dialami di beberapa negara di Eropa, Inggris, Jepang termasuk juga Tiongkok dan membuat kekhawatiran pasar terhadap resesi manufaktur global terus meningkat. Indikator stochastic melemah dan MACD histogram bergerak negatif.
Bloomberg melansir mata uang rupiah menguat 19 poin ke level Rp14.191 per USD. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah menguat 15 poin menjadi Rp14.191 per USD. Bank Indonesia merekam mata uang rupiah melemah ke Rp14.207 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News