"Pemerintah telah keluarkan dana Rp1,4 triliun melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Untuk dari publik Rp1,34 triliun, jadi dananya Rp2,7 triliun," ujar Direktur Adhi Karya Supardi ketika ditemui di gedung Bursa Efek Indonesi (BEI), Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Menurut dia, dana right issue seutuhnya untuk membangun Light Rail Transit (LRT) baik untuk moda transportasi maupun infrastruktur yang ada di stasiun.
Untuk moda transportasi memerlukan dana sebesar Rp6,7-6,8 triliun. Sedangkan infrastruktur stasiunnya sebesar Rp 3 triliun. Sehingga perseroan memerlukan dana Rp9,9 triliun dalam membangun LRT.
Dalam menutupi kekurangan dana, perseroan bakal mencari pendanaan pembiayaan dari pinjaman perbankan, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"Kami bakar menunjuk penjamin emisi efek di akhir bulan ini. Pada Juni, perseroan bakal melaksanakan right issue itu (keluarkan saham)," ungkap dia.
Perlu diketahui, proyek pembangunan LRT memakan waktu selama tiga tahun. Tahap pertama, meliputi rute Cibubur-Cawang-Dukuh Atas dengan panjang sebesar 30 kilo meter (km).
"Konstruksi diperkirakan akan mulai semester dua tahun ini, itu kalau semua sudah jalan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News