"Langkah akuisisi ini diyakini sebagai langkah jitu untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan produksi, operasional, serta keuangan perseroan. Dengan kepemilikan 100 persen atas TSA dan SMU, perseroan memperkuat posisinya di usaha perkebunan kelapa sawit. Area perkebunan kami akan bertambah luas. Akuisisi ini juga menjadi salah satu strategi untuk memenuhi tingginya permintaan produk-produk CPO ke depan," kata Direktur Utama SSMS, Rimbun Situmorang, saat RUPSLB, di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (31/12/2014).
Rimbun menuturkan, langkah akuisisi ini akan menambah areal tertanam perseroan tumbuh 75 persen menjadi 59.387 hektare (ha), dari posisi awal yang mencapai 34.064 ha. Perseroan juga masih memliki landmark yang mencapai seluas 47 ribu ha.
"Kalau lahan kebun tertanam bertambah luas, produksi akan meningkat. Ini akan meningkatkan pendapatan dan perolehan net income perseroan. Lewat aksi korporasi ini, perkebunan greenfield atau perkebunan sawit yang sudah tertanam dan sudah jadi akan menjadi pilihan yang lebih baik," kata dia.
Menurut dia, perseroan juga berkomitmen pada awal untuk mengembangkan lahan yang siap tanam, dengan memprediksi penambahan lahan tanam yang mencapai 5.000-5.500 ha setiap tahunnya.
Di tempat yang sama, Direktur Keuangan SSMS, Harrt Nadir, menambahkan, kebutuhan dana akuisisi ini sebagian besar didapatkan dari kas internal perseroan, yang diperoleh dari sisa dana IPO yang masih mencapai Rp440 miliar.
"Sebagian besar 50 persen pendanaan dari utang atau pinjaman yang akan kita lakukan finalisasi," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News