Direktur GMF Iwan Joeniarto mengatakan dari laba bersih 2018, dividen yang dibagikan mencapai USD6,1 juta yang merupakan pemenuhan hak ditujukan kepada pemegang saham. Dia mengatakan sebagai komitmen kepada pemegang saham, GMF membagikan dividen sebesar USD6.108.972 atau senilai 20 persen dari laba bersih GMF.
"Kami ingin membuktikan bahwa GMF merupakan tempat yang menjanjikan untuk berinvestasi. Upaya demi upaya terus kami jalankan untuk membawa keuntungan bagi perusahaan yang nantinya pasti dikembalikan kepada pemegang saham," ujar Iwan di Auditorium Garuda City Center Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin, 11 Maret 2019.
Terkait laba yang terjun bebas, jelas Iwan, disebabkan perawatan mesin pesawat terbang lebih banyak dilakukan di luar negeri dibandingkan di Indonesia sendiri. Faktor lemahnya rupiah dari hari ke hari terhadap dolar, juga naiknya harga bahan bakat pesawat menjadi faktor lainnya laba GMF anjlok.
"Instrumen pembayarannya tersendat sehingga harus ada pinjaman modal. Ada beban keuangan sehingga cash in tidak sepadan dengan cash return," katanya.
Namun, Iwan menuturkan di 2019 GMF menargetkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Ia menjelaskan dengan mempertahankan target pertumbuhan double digit. GMF menyasar pendapatan di atas USD500 juta dengan laba bersih yang diharapkan tumbuh dari tahun sebelumnya.
Iwan menekankan untuk mencapai target yang tinggi di tengah agresivitas pasar, pihaknya akan terus melakukan akselerasi dalam mengembangkan bisnis.
"Untuk mencapai target 2019, kami akan menambah kapabilitas dan kapasitas, serta melanjutkan diversifikasi bisnis dengan beberapa mitra yang sudah dijalin sejak 2018. Berbagai macam strategic initiatives akan kami jalani," paparnya.
Menurut Iwan, pihaknya akan melakukan kolaborasi dengan Airline-MRO Domestik untuk meningkatkan captive market dan serapan pasar perawatan pesawat domestik. Dalam upaya akselerasi GMF menuju visi Top 10 MRO di dunia, pengembangan keanekaragaman produk dan bisnis gencar dilakukan. Hal ini diwujudkan dalam pembentukan anak usaha baru.
Iwan mengatakan saat ini sudah ada dua anak usaha yaitu PT Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS) yang bergerak pada penyediaan tenaga alih daya berkualifikasi tinggi untuk mendukung ekspansi GMF dan Garuda Indonesia Group.
Kedua, PT Garuda Energi Logistik Komersial (GELKo) yang menggarap bisnis perdagangan suku cadang dan mesin pesawat udara, sewa guna usaha suku cadang dan mesin pesawat udara, perdagangan umum, penyediaan dan distribusi energi serta pengelolaan limbah.
"Kedepannya akan ada lagi kerja sama strategis dan pengembangan bisnis dengan bentuk anak usaha lainnya yaitu berupa pendirian pabrik vulkanisir ban pesawat dan pengembangan pusat pelatihan untuk industri pendukung aviasi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News