Pencapaian ini terutama didorong oleh pertumbuhan yang kuat dari perusahaan investasi dan juga pendapatan dividen yang terdiversifikasi dan terus meningkat dari sejumlah perusahaan investasi.
"Kami mencatatkan pencapaian yang solid bagi para pemegang saham. Keseluruhan portofolio Saratoga menunjukkan kinerja yang baik pada semester pertama dan kami senang dengan kinerja yang luar biasa dari pertumbuhan usaha dan pendapatan perusahaan investasi kami. Ke depannya Saratoga akan terus mendukung perusahaan investasinya dalam mengembangkan bisnis dan visi strategis mereka," kata Michael dalam siaran persnya, Jumat 1 September 2017.
Kontribusi terhadap laba bersih didorong oleh sumber-sumber yang didiversifikasi dalam portofolio termasuk kenaikan harga saham dari perusahaan-perusahaan investasi yang tercatat dan pendapatan dividen dari perusahaan investasi.
Pada semester I-2017, pendapatan dividen meningkat 61 persen menjadi Rp371 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang berasal dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) sebesar Rp220 miliar, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp90 miliar, dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) sebesar Rp54 miliar.
Dia mengatakan, kenaikan harga saham perusahaan investasi telah berkontribusi sebesar Rp2 triliun atas pendapatan yang tidak terealisasi. Berkaitan dengan investasi baru dan divestasi pada periode ini, dalam kuartal pertama Saratoga mendivestasi PT Lintas Marga Sedaya (LMS), operator jalan tol yang mengelola ruas jalan tol Cikopo-Palimanan.
Pada Maret, Saratoga membeli saham PT Deltomed Laboratories melalui anak perusahaan Saratoga, PT Saratoga Sentra Business. Sejak tahun lalu Saratoga telah meningkatkan investasi di sektor infrastruktur yang berhubungan dengan konsumen. Perusahaan juga berinvestasi dalam cold-chain logistics dan kelompok usaha pengelola rumah sakit di 2016.
"Kami percaya bahwa sektor-sektor tersebut memainkan peranan penting di Indonesia di saat ekonomi dan populasi terus bertumbuh. Kami sangat berantusias untuk berperan dalam pertumbuhan sektor ini dan mendukung ekspansi perekonomian Indonesia," jelas Michael.
Direktur Keuangan Saratoga Jerry Ngo menambahkan, keseluruhan portofolio menunjukkan kinerja yang solid pada semester pertama, dan berada dalam posisi yang tepat untuk mengarungi berbagai skenario lingkungan investasi yang berbeda, yang mungkin dihadapi di semester kedua tahun ini. Saratoga juga telah membangun sumber-sumber likuiditas yang beragam dan kokoh melalui aktivitas investasi, pendapatan dividen dan mitra perbankan srategis.
Kondisi ini memberikan posisi yang kuat bagi Saratoga dalam menangkap berbagai peluang yang menarik yang ditawarkan pasar. Sejak Perusahaan mulai menggunakan standar akuntansi yang baru di 2016, pendekatan baru ini memungkinkan Saratoga untuk menjaga transparansi dan tata kelola perusahaan pada aktivitas bisnis sehari-hari yang mencerminkan pertumbuhan nilai perusahaan yang sebenarnya.
Kinerja Perusahaan Investasi
Di sektor sumber daya alam, Adaro Energy pada kuartal kedua 2017 memproduksi 13,27 million tonnes (Mt) batu bara melalui PT Adaro Indonesia (AI), PT Semesta Centramas (SCM), PT Laskar Semesta Alam (LSA) dan Adaro MetCoal Companies (AMC), atau sedikit meningkat dibandingkan 13,23 Mt pada kuartal kedua 2016.
Seiring meningkatnya kebutuhan Indonesia akan batubara, Adaro berkomitmen untuk memenuhi permintaan batu bara nasional yang semakin tinggi. Porsi penjualan domestik dalam enam bulan pertama 2017 tercatat 23 persen dan sisanya diekspor. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Malaysia (14 persen), Tiongkok (11 persen) dan Jepang (10 persen).
Di sektor infrastruktur, PT Medco Power Indonesia (MPI) terhitung mulai 18 Maret 2017 telah memulai operasi komersial unit pertama dari Sarulla Geothermal Power Plant dengan kapasitas total 110 mw. Proyek Sarulla adalah salah satu pembangkit listrik panas bumi terbesar di dunia dengan kapasitas total yang mencapai 330 mw dalam satu kontrak tunggal, yang terdiri dari tiga fase.
Fase kedua dan fase ketiga dijadwalkan mulai beroperasi secara komersial masing-masing pada akhir 2017 dan pertengahan 2018. Listrik yang dihasilkan dari Sarulla Geothermal Power Plant dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk periode waktu 30 tahun berdasarkan PPA.
Sementara di sektor konsumer, Mitra Pinasthika Mustika, perusahaan smart mobility Indonesia, membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk (NPATMI) sebesar Rp323 miliar sepanjang semester pertama 2017 atau naik sebesar 80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebagai akibat restrukturisasi internal perseroan guna mengoptimalkan struktur permodalan dan mendorong pertumbuhan bisnis di seluruh sektor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id