Jajaran direksi dan komisaris Sillo Maritime Perdana. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan Siregar)
Jajaran direksi dan komisaris Sillo Maritime Perdana. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan Siregar)

Di Balik Kedekatan Sillo Maritim dengan Sejumlah Nama Besar

Dian Ihsan Siregar • 16 Juni 2016 17:05
medcom.id, Jakarta: Ada yang tidak biasa dalam pencatatan umum perdana saham (IPO) PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) pagi tadi. Sejumlah pejabat tinggi dan mantan orang penting di negeri ini menghadiri prosesi pencatatan saham perseroan.
 
Ada Menteri Perindustrian Saleh Husin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, dan mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono. Sebetulnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menko Kemaritiman Rizal Ramli, dan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan dijadwalkan hadir. Namun mereka berhalangan.
 
Apa istimewanya perseroan ini hingga beberapa nama besar menghadiri agenda tersebut?

Direktur Utama SHIP Edi Yosfi menuturkan nama-nama besar ini merupakan kolega dan klien perusahaan. Mereka bersedia datang pada saat hari berbahagia Sillo Maritime mencatatkan saham di bursa.
 
Menurut Edi, saat ini Pertamina bakal menjadi klien perseroan hingga 2023. Lamanya kontrak bersama Pertamina karena banyaknya kontrak yang telah diterima perseroan memiliki waktu 3-7 tahun.
 
"Jadi Pertamina kita mau ada kerja sama. Sebelumnya memang sudah kerja sama dengan Pertamina, tapi, tidak terus menerus. Kita hampir kerja sama dengan seluruh oil company di Indonesia yang pernah beroperasi," kata Edi di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Sudirman, Jakarta, Kamis  (16/6/2016).
 
Menteri Saleh Husin, kata Edi, datang karena jalinan pertemanan yang cukup lama. Tidak ada maksud lain kedatangan Saleh Husin di saat IPO perseroan.
 
Saleh mengamini pernyataan Edi. Saleh menjelaskan jika dirinya datang tidak ada urusan terkait urusan pemerintah, melainkan karena mempunyai hubungan baik dengan sang direktur utama.
 
"Iya saya datang karena diundang oleh direksi maupun komisaris. Saya berteman dengan Pak Edi sejak 80-an. Saya juga mempunyai hubungan persahabatan dengan Komisaris Utama (Komut) SHIP, Sutanto. Perkenalan dengan Sutanto saat masih berpangkat kolonel," tambah Saleh.
 
Sementara itu, Corporate Secretary Sillo Maritime Chella Iskandar menjelaskan pemerintah tidak memiliki saham di perseroan. Saham perseroan dikuasai oleh PT Karya Sinergy Gemilang dan PT Maxima Prima Sejahtera.
 
"Keduanya mengusai 50:50 saham. Tapi, itu sebelum IPO. Jadi sama sekali enggak ada maksud lain kedatangan menteri ke IPO kami, bahkan memiliki saham di perseroan. Hanya kolega," kata Chella.
 
Perusahaan yang telah beroperasi sejak 1989 ini melakukan IPO untuk meraup dana segar Rp70 miliar dari pelepasan saham 500 juta saham dengan harga IPO yang dilepas ke publik sebesar Rp140 per saham.
 
Perseroan memiliki pengalaman operasional yang luas dalam bidang usaha pelayaran, khususnya penyediaan armada lepas pantai (offshore vessels) untuk menunjang kegiatan industri hulu minyak dan gas. Tercatat, hampir semua perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di Indonesia pernah memakai jasa Sillo.
 
Saat ini, emiten tersebut digawangi oleh Komisaris Utama Sutanto, mantan Kapolri dan Kepala BIN bersama Komisaris Independen Djunggu Sitorus. Sementara jajaran direksi dikawal oleh Direktur Utama Edi Yosfi, Direktur Herjati, serta Direktur Independen Sumanto Hartanto.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan