Menurut Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra, Pefindo selama beberapa tahun ini cenderung menurunkan rating dari obligasi korporasi yang telah diterbitkan akibat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung menurun dalam beberapa tahun belakangan ini.
"Sebetulnya mungkin setahun dua tahun mungkin lebih banyak menurunkan rating dari pada menaikkan rating. Pertumbuhan ekonomi tidak seperti dulu tujuh persen, sekarang lima persen," kata Salyadi, ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Salyadi mengaku, penurunan rating obligasi di 2017 tidak diperkirakan drastis, sehingga bisa dipastikan tidak akan ada gagal bayar. "Ini kan risiko penerbit obligasi akan sedikit naik, tapi bukan berarti akan banyak yang gagal bayar. Misalnya dari -AA menjadi A+. Nah itu kan masih bagus. Tapi tetap risikonya naik. Tapi bukan berarti akan gagal bayar," jelas Salyadi.
Penurunan rating, lanjut Salyadi, mungkin disebabkan penurunan kinerja dari perusahaan yang menerbitkan obligasi. Di mana tingkat pekiraan kinerja yang dibuat perusahaan tidak sejalan dengan kondisi ekonomi dalam negeri.
"Otomatis dia punya penjualan naiknya tidak kaya dulu. Beban utang mereka. Mereka waktu investasi asumsi pertumbuhan sekian, terus dia pinjam uang. Pada saat itu proyeksinya bagus, ternyata alami penurunan, makanya pencapaiannya tidak seperti itu nantinya," tutup Salyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News