Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiabudi mengatakan kebutuhan uang tunai yang disiapkan BNI pada tahun ini meningkat sekitar lima persen dari kondisi normal. Pun lebih tinggi dengan persentase yang sama bila dibandingkan dengan realisasi uang tunai di tahun sebelumnya sebanyak Rp16,1 triliun.
Adapun sumber uang tunai yang disediakan berasal dari internal perseroan seperti setoran cabang. Dari internal tersebut jumlah uang tunai yang disediakan sebanyak Rp10,3 triliun.
"Sementara dari eksternal seperti Bank Indonesia dan transaksi antarbank sebesar Rp6,6 triliun," ujar Dadang melalui pesan singkat yang diterima Medcom.id, Selasa, 17 Desember 2019.
Sementara itu, uang tunai yang disediakan itu disebar melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebanyak Rp11,5 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sekitar 13 persen dari realisasi 2018 sebesar Rp10,2 triliun.
"Sedangkan kebutuhan di outlet (jaringan kantor cabang) diperkirakan Rp5,4 triliun. Angka ini menurun tujuh persen dari tahun 2018 sebanyak Rp5,8 triliun," bebernya.
Berdasarkan area, sambung Dadang, kebutuhan kas di wilayah Jabodetabek mencapai Rp3,6 triliun atau setara 21 persen dari total kebutuhan. Jumlah itu terdiri dari kebutuhan ATM sebanyak Rp2,7 trilun dan kebutuhan jaringan kantor cabang sebesar Rp900 miliar.
"Sisanya sekitar 79 persen atau Rp13,3 triliun berada di luar wilayah Jabodetabek," ungkapnya.
Dadang meramal kebutuhan kas tertinggi terjadi pada pekan keempat Desember, dimulai pada 26 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020. Kebutuhannya mencapai Rp17,6 triliun.
"Perkiraan kebutuhan kas pada minggu keempat Desember hingga akhir tahun tersebut meningkat sekitar lima persen dari realisasi tahun sebelumnya. Seminggu sebelumnya kebutuhan kas diperkirakan hanya akan mencapai sekitar Rp16,3 triliun," tutup Dadang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News