Sementara, secara global harga batu bara dunia melemah, namun berkat kinerja operasional PTBA di 2015, kondisi ini berbalik mengalami peningkatan yang sangat signifikan di tengah krisis yang melanda harga komoditas tersebut sehingga perusahaan itu tetap eksis.
"Sedangkan untuk penjualan batu bara domestik dan ekspor 2014 sebesar 17,96 juta ton, meningkat menjadi 19,04 juta ton di 2015 atau terealisasi 106 persen," jelas Direktur Utama PTBA, Milawarma di Muaraenim, sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (2/1/2016).
Begitu juga dengan angkutan kereta api batu bara rangkaian panjang (babaranjang) pada 2014 sebesar 14,85 juta ton, naik menjadi 15,72 juta ton di 2015 atau terealisasi 106 persen.
Adapun target PTBA pada 2016 akan menaikkan produksi batu bara menjadi 28,32 juta ton dari 20,71 juta ton, atau naik 137 persen. Selanjutnya, untuk target penjualan batu bara di 2016 sebesar 29,17 juta ton dari 19,29 juta ton di tahun 2015, atau naik 151 persen.
Kemudian untuk angkutan kereta babaranjang naik menjadi 23,70 juta ton di 2016 dari 15,89 juta ton di 2015 atau naik 149 persen. PTBA memprioritaskan batu bara kalori tinggi untuk ekspor didukung efisiensi dalam operasional penambangan dan berbagai aspek lainnya.
"Untuk pencapaian target tersebut memang memerlukan kerja keras dan komitmen yang kuat dari semua lini, Unit Pertambangan Tanjungenim (UPT) dalam hal ini dituntut mampu menaikkan produksinya sebesar 34 persen atau menjadi 24,70 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya hanya 18,49 juta ton," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News