ADHI KARYA. FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo
ADHI KARYA. FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo

Pefindo Beri Peringkat idA(sy) kepada Adhi Karya

Dian Ihsan Siregar • 21 April 2015 14:11
medcom.id, Jakarta: PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kembali menetapkan peringkat kepada perusahaan pelat merah di sektor konstruksi, PT Adhi Karya (ADHI) untuk obligasi berkelanjutan tahap I/2012 dan tahap II/2013 pada idA(sy). Peringkat ini diberikan untuk periode 9 April 2015 hingga 1 April 2016.‬
 
"Untuk sukuk mudharabah berkelanjutan tahap I/2012 dan tahap II/2013 pada peringkat idA(sy). Peringkat didukung oleh posisi perusahaan yang kuat di bisnis konstruksi domestik, keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara dan margin laba yang stabil," kata Analis Pefindo Haryo Koconegoro, ketika saat konferensi pers Pefindo, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/4/2015).
 
‪Dia menjelaskan, Pefindo juga tetap memberikan outlook negatif untuk mengantisipasi tidak terjadinya perbaikan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan dalam waktu dekat.
 
Peringkat tersebut dapat diturunkan jika perbaikan kinerja keuangan perusahaan di bawah ekspektasi dan bila Adhi Karya melakukan penambahan nilai utang yang signifikan dalam waktu dekat atau terjadi pemburukan lebih lanjut pada bisnis EPC dan terjadi kegagalan dalam bisnis baru perusahaan.
 
‪"Di mana bakal memperburuk profil keuangan dan mengakibatkan risiko utang terhadap EBITDA disetahunkan secara konsisten berada di atas 3,5x dan rasio FFO terhadap utang disetahunkan secara konsisten berada di bawah 15 persen secara berturut-turut pada triwulan berikutnya," kata Haryo.
 
Outlook dapat direvisi menjadi stabil, sambung dia, jika perusahaan dapat memperbaiki struktur permodalan dan proteksi arus kas secara berkelanjutan. Peringkat didukung oleh perusahaan yang kuat di bisnis konstruksi, domestik, keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara dan marjin laba yang relatif stabil.
 
Peringkat tersebut dibatasi oleh leverage keuangan yang agresif dalam jangka menengah, resiko terkait bisnis baru, dan engineering, production, and construction (EPC), dan lingkungan bisnis yang relatif volatile pada industri konstruksi dan properti.‬

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan