"Enggak terlalu berpengaruh ke kita, kita banyak pakai rupiah," kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata, ketika ditemui usai RUPS tahunan perseroan, di kantor pusat Adhi Karya, Jakarta, Jumat (20/3/2015).
Pada saat ini, menurut dia, proyek yang dilakukan perseroan sangat jarang dikerjakan di luar negeri. Menurutnya, paling jauh hanya sampai negara Timor Leste.
"Investasi proyek maupun alat pembangunan kita kebanyakan pakai rupiah, jarang sekali pakai USD. Proyek kita paling jauh Timor Leste, tidak seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang sudah sangat jauh proyeknya," ucap dia.
Antisipasi perseroan yang dilakukan pada saat rupiah melemah adalah menjalankan lindung nilai (hedging). Senada, angka hedging pun dinilai tidak tinggi, sehingga perseroan masih stabil disaat rupiah melemah.
"Di posisi Rp13.000 per USD, kami belum masalah, proyek kita banyak di dalam negeri, semuanya gunakan rupiah," tukas Ki Syahgolang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News