"Laba bersih turun terutama karena dimasukannya keuntungan dari akuisisi Balangan yang dilakukan pada semester I-2013," kata Head of Investor Relations and Corporate Secretary Division Adaro Energy, Cameron Tough, dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (29/8/2014).
Ia mengatakan, pendapatan Adaro pada semester pertama 2014 mencapai US$1,69 miliar yang didukung kenaikan volume penjualan.
Selama semester I-2014, volume penjualan naik 13 persen menjadi 28,2 juta ton karena permintaan batu bara yang tetap kokoh walaupun harga jual rata-rata turun lima persen. Sementara volume produksi Adaro mencapai 27,8 juta ton atau naik 12 persen dibandingkan periode sama di 2013.
Cameron menjelaskan bahwa likuiditas perusahaan tetap kuat dengan akses kas dan total fasilitas pinjaman jangka panjang yang belum digunakan mencapai US$1 miliar, sehingga diyakini mampu menghadapi kondisi siklus yang menurun.
Pencapaian ini membuat struktur modal meningkat empat persen dan kas naik 68 persen menjadi US$938 juta. Adaro juga telah menyelesaikan fasilitas pinjaman "unsecured amortizing" yang baru sebesar US$1 miliar.
"Digabungkan dengan saldo kas internal, kami berencana menggunakan dana pinjaman itu untuk pembayaran obligasi sebesar US$800 juta yang dikeluarkan Oktober 2009 serta pembiayaan kembali fasilitas pinjaman US$750 juta yang ditandatangani pada Juli 2011," ungkap Cameron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News