Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengungkapkan, mandat tersebut sudah diterima sejak tahun ini namun belum terealisasi hingga akhir Desember 2016. "Pembiayaan dan perbankan sepertinya masih akan mendominasi penerbitan obligasi tahun depan," ujar Salyadi, ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Menurut Salyadi, sebanyak 28 perusahaan terdiri dari banyak sektor, meliputi tujuh perusahaan di sektor pembiayaan, empat perusahaan dari perbankan, empat perusahaan di sektor properti, dua perusahaan kimia, dua perusahaan di sektor konstruksi, satu perusahaan di sektor perkebunan, energi, dan holding company.
"Ada juga satu dari kemasan, manufaktur, sekuritas, perikanan, barang konsumsi, dan business services," jelas Salyadi.
Tak hanya itu, Salyadi mengakui ada obligasi korporasi yang akan jatuh tempo di tahun ini sebesar Rp79 triliun. Obligasi korporasi yang jatuh tempo tersebut merupakan penerbitan di 2012.
"Tetapi karakteristik obligasi itu, jarang sekali mereka yang melunasi dengan uang sendiri. Biasanya terbitkan obligasi lagi. Jadi, hampir semua lakukan refinancing," tutur Salyadi.
Sekadar informasi, penerbitan obligasi korporasi sudah mencapai Rp104,18 triliun per November 2016. Pefindo memproyeksikan hingga akhir 2016, jumlah penerbitan obligasi akan tembus sebesar Rp110 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News